Minggu, 02 Oktober 2016

Six-Ell forever



Selamat siang Six-Ell.... gimana kabarnya???? kangen banget nih sama kalian. kapan kita ketemu bareng seperti dulu? kapan ada waktu luang buat kumpul bareng?
kak Nik
kak Hanik
dek Openg
dek May

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERHADAP TINGKAT HARGA DAN BUNGA



KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERHADAP TINGKAT HARGA DAN BUNGA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Makalah Semester IV
Mata Kuliah: Ekonomi Makro
Dosen Pengampu: Moh Sugiharyadi, SE., MM



Disusun oleh:
Ahmad Zunaidi           (1420310)
Nita Nailil Astuti        (1420310147)
M. Rofiq Anwar         (1420310)


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH (MBS)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan diantara berbagai alternatif pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relatif terbatas.
Gambaran tentang permintaan total dan penawaran total berdampak pada keseimbangan, baik itu penggambaran kurva IS-LM. Suku bunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari IS dan LM?
2.      Bagaimana Keseimbangan IS dan LM?










BAB II
PEMBAHASAN

Dalam ekonomi makro, pasar dibedakan berdasarkan obyeknya menjadi 3 macam : pasar barang (termasuk jasa), pasar uang (termasuk modal) dan pasar tenaga kerja. Analisis yang membahas keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang dikenal dengan sebutan analisis IS-LM. Alat analisis yang digunakan adalah kurva IS dan kurva LM.[1]
A.    Keseimbangan di Pasar Barang (Kurva I-S)[2]
Keseimbangan di pasar barang dan pasar jasa merupakan keseimbangan di sektor riil yaitu keseimbangan antara Aggregate Supply (AS) dan Aggregate Demand (AD). Indikator keseimbangannya ditandai dengan tingkat tabungan (saving) yang mewakili sisi AS sama dengan investasi  yang mewakili sisi AD. Keseimbangan sektor riil atau pasar barang dan jasa dikaitkan dengan nilai investment = saving (I = S). keseimbangan tersebut secara grafis dinyatakan dengan kurva IS.
Kurva I-S didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat bunga dan pendapatan nasional yang memungkinkan pasar barang dan jasa dalam keseimbangan.
Terjadinya keseimbangan pasar barang dan jasa ditandai dengan S = I.  Untuk analisisnya perlu diketahui fungsi tabungan (saving) dan fungsi investasi. Kedua fungsi saving dan fungsi investasi diasumsikan dalam bentuk linear.



  
S = -Co + (1-b) Y
 
Fungsi saving dinyatakan    ð    
-Co = besar S disaat Y = 0
1-b  = nilai MPS
Y = pendapatan nasional


I = Io + (-a) i
 
 
Fungsi investasi dinyatakanð
Io = besar I disaat i = 0
a   = marginal propensity to invest (MPI)
-a  = Dl / DI, nilai a < 0
I   = tingkat bunga
Fungsi I-S ditemukan melalui rumusan
S   = I
-Co + (1-b) Y  = Io + (-a) i
(1-b) Y  = Co + Io + (-a) i
Co + Io               (-a) i
Fungsi I-S ðY =                      -
  1-b                   1-b
Y =      1      {( Co + Io ) + (-a) i }
                                      1 – b

Fungsi tabungan S = f (Y) memberi arti bahwa tabungan sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional. Sementara fungsi investasi I = f (i) menunjukkan investasi dipengaruhi oleh perkembangan tingkat bunga. Untuk menciptakan keseimbangan perekonomian, dapat dikombinasikan perubahan-perubahan tingkat bunga (i) dengan perubahan pendapatan nasional (Y).


Menurunkan Kurva IS[3]
Setelah kita mengetahui perilaku variabel-variabel ekonomi yang membentuk pasar komoditi, barulah kita dapat memperbincangkan kurva IS. Oleh karena struktur perekonomian yang kita perhatikan ialah perekonomian tertutup tanpa kebijaksanaan fiskal, maka variabel-variabel yang membentuk pasar komoditi hanya terdiri daripada variabel-variabel pokok C, S, I, dan Y. mengingat bahwa dalam model analisa IS-LM, investasi kita perlakukan sebagai variabel endogen dengan tingkat bunga sebagai variabel yang menentukan besarnya investasi, maka terhadap empat variabel tersebut kita tambahkan sebuah variabel lagi yaitu variabel tingkat bunga yang kita beri tanda huruf r.
Setelah kita tentukan variabel-variabel yang tercakup dalam pasar komoditi, langkah selanjutnya ialah menemukan cara untuk menurunkan kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan tingkat bunga dimana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi. Kita mengetahui bahwa syarat ekuilibriumnya pasar komoditi untuk perekonomian tertutup tanpa kebijaksanaan fiskal ialah:
S = I …………………………………. (2.4.1)
Syarat ini terpenuhi juga dengan terpenuhinya:
Y = C + I …………………………….......         (2.4.2)
Kalau fungsi konsumsi dan fungsi investasi masing-masing mempunyai persamaan:
C =  CO + CY, di mana 0 < C =  DC      < 1
 DY

I = IO + er, di mana e = DI     < 0
Dr       
Maka kita menemukan:
Y    = C + I ……………………………………             (2.4.2)
Y    = (CO + CY) + (IO + er)
Y    = CO + CY + IO + er
Y - CY                               = CO + IO + er
(1 – C)Y = CO + IO + er
Y    = CO + IO + er ……………………………   (2.4.3)
1 – C
B.     Keseimbangan di Pasar Uang (Kurva L-M)[4]
Keseimbangan pasar uang merupakan keseimbangan antara permintaan uang (liquidity preference, disingkat L) dan penawaran uang (money supply, disingkat Ms). Keseimbangan pasar uang dan pasar modal dikaitkan dengan nilai money demand = money supply (L = Ms). Secara grafis, keseimbangan pasar uang dan modal dinyatakan dengan kurva L-M.
Kurva L-M merupakan garis yang memperlihatkan berbagai kombinasi suku bunga dan arus pendapatan yang menciptakan keseimbangan di pasar uang. Terjadinya keseimbangan pasar uang ditandai dengan fungsi permitaan uang sama dengan fungsi penawaran uang. Untuk analisis keseimbangan di pasar uang perlu diketahui fungsi money supply (Ms)  dan money demand atau disebut juga liquidity preference (L).
Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian dan dapat digunakan untuk membiayai transaksi-transaksi yang dilakukan masyarakat. Penawaran uang dapat juga sebagai jumlah uang yang beredar. Untuk jangka waktu tertentu jumlah uang yang beredar dianggap tetap jumlahnya dan bersifat eksogen karena ditentukan oleh pemerintah dan sistem bank melalui kegiatan penciptaan uang.
Penawaran uang atau jumlah uang yang beredar itu terdiri atas M1 dan M2. M1 merupakan jumlah uang yang beredar dalam arti sempit, meliputi uang kertas, logam, dan uang giral yang berupa tabungan masyarakat dalam bank komersial/umum. M2 merupakan jumlah uang yang beredar dalam arti luas meliputi M1 ditambah dengan near money (uang dekat), yaitu berupa aktiva yang dapat dijual dengan mudah sehingga aktiva ini melaksanakan fungsi uang sebagai alat tukar, meskipun tidak berlaku secara umum. Contoh near money misalnya surat deposito dan surat berharga lainnya. Dengan demikian fungsi supply uang atau jumlah uang yang beredar dapat dinyatakan:

Ms = M1 + near money                       
 
Besar Ms ditetapkan pemerintah dan dianggap tetap untuk jangka waktu tertentu atau bersifat eksogen.
Permintaan uang atau liquidity preference (L) adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat. Keinginan masyarakat untuk meminta atau memegang uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu untuk keperluan transaksi, untuk berjaga-jaga, dan untuk berspekulasi. Permintaan uang untuk keperluan transaksi sangat ditentukan oleh besarnya pendapatan yang diterima masyarakat (Y atau PN). Begitu juga dengan hal keperluan berjaga-jaga misalnya sakit, kecelakaan atau  berhenti bekerja, dan lain sebagainya. Besarnya juga sangat tergantung pada besar pendapatan (Y). Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga sama-sama ditentukan oleh pendapatan masyarakat (Y), maka fungsi permintaan uangnya dapat dinyatakan L1 = f (Y). Secara matematis fungsi L1 berbentuk fungsi linear L1 = kY.
Permintaan uang untuk keperluan spekulasi sangat ditentukan oleh perkembangan tingkat bunga. Hal ini disebabkan suku bunga merupakan faktor utama bagi setiap orang untuk menentukan pilihannya dalam menyimpan kekayaan (asset) yang dimiliki. Dengan demikian, fungsi permintaan uang dapat dinyatakan L2 = f (i). Secara matematis fungsi L2 berbentuk fungsi linear L2 = Mo + Mi.
Berdasarkan dua bentuk fungsi permintaan uang tersebut, maka fungsi permintaan uang secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut ini:
Fungsi permintaan uang:                    L   = L1 + L2
L = Ky + Mo + Mi

 
                                          K   = ∆L1 : ∆Y
                                          M  = ∆L2 : ∆i
                                          I    = tingkat bunga
                                                                  Mo            = permintaan uang disaat tingkat bunga 0
                                          Y   = PN
Berdasarkan fungsi permintaan uang (L) dan penawaran uang (Ms), dapat ditemukan fungsi LM atau fungsi keseimbangan di pasar uang, yaitu sebagai berikut:
L                           = Ms
KY + Mo + Mi     = Ms    ð Ky = Ms – Mo – mi
Y = Ms – Mo  +          mi
            k                         k
 
Fungsi LM ð






 



Deviasi (penurunan) kurva LM
Untuk menurunkan kurva LM diperlukan kurva permintaan uang dan penawaran uang. Secara umum kedua kurva tersebut berbentuk garis lurus, dikarenakan fungsi permintaan dan penawaran uang bersifat linear. Kurva penawaran berbentuk garis tegak lurus (karena bersifat eksogen). Sedangkan kurva permintaan uang mempunyai kemiringan negatif (karena bila terjadi kenaikan permintaan uang akan mendorong kenaikan tingkat bunga).

C.    Keseimbangan IS-LM[5]
Uraian diatas telah menjelaskan mengenai bagaimana terjadinya keseimbangan di pasar barang (keseimbangan IS), dan bagaimana pula terjadinya keseimbangan di pasar uang (keseimbangan LM). Melalui kedua konsep keseimbangan tersebut dapat ditemukan keseimbangan ekonomi secara umum (general equilibrium) atau disebut juga keseimbangan simultan.
Analisis IS-LM menunjukkan bagaimana terjadinya interaksi antara sektor riil dan sektor keuangan dalam menentukan keseimbangan perekonomian. Analisa IS-LM  bertujuan untuk menemukan bagaimana mengendalikan sektor riil dan sektor keuangan dalam memengaruhi perkembangan pendapatan nasional. Untuk menemukan keseimbangan ini dapat dilakukan dengan menyamakan fungsi IS dengan fungsi LM (IS = LM).
Perpotongan kurva IS dan LM menunjukkan kondisi pasar barang-jasa sama dengan kondisi pasar uang-modal. Untuk mencapai keseimbangan tersebut memerlukan penyesuaian-penyesuaian baik yang terjadi pada kurva IS maupun pada kurva LM. Penyesuaian-penyesuaian tersebut dapat dijelaskan melalui analisis berikut:
1.      Analisis Penentuan Keseimbangan IS
2.      Analisis Penentuan Keseimbangan LM
3.      Analisis Keseimbangan Umum
Keseimbangan umum (General Equilibrium) atau disebut juga keseimbangan IS-LM merupakan keseimbangan perekonomian secara general antara sektor riil dan sektor keuangan suatu Negara. Keseimbangan umum ini ditemukan melalui penggabungan kurva IS dengan kurva LM.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurva I-S didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat bunga dan pendapatan nasional yang memungkinkan pasar barang dan jasa dalam keseimbangan. Kurva L-M merupakan garis yang memperlihatkan berbagai kombinasi suku bunga dan arus pendapatan yang menciptakan keseimbangan di pasar uang.
Analisis IS-LM menunjukkan bagaimana terjadinya interaksi antara sektor riil dan sektor keuangan dalam menentukan keseimbangan perekonomian. Analisa IS-LM  bertujuan untuk menemukan bagaimana mengendalikan sektor riil dan sektor keuangan dalam memengaruhi perkembangan pendapatan nasional. Untuk menemukan keseimbangan ini dapat dilakukan dengan menyamakan fungsi IS dengan fungsi LM (IS = LM).
Perpotongan kurva IS dan LM menunjukkan kondisi pasar barang-jasa sama dengan kondisi pasar uang-modal. Untuk mencapai keseimbangan tersebut memerlukan penyesuaian-penyesuaian baik yang terjadi pada kurva IS maupun pada kurva LM.








DAFTAR PUSTAKA

Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Makro Edisi Revisi. Bandung : Refika Aditama
Reksoprayitno, Soediyono. 1995. Ekonomi Makro : Analisa IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregat Edisi Ketiga. Yogyakarta : Liberty      



[2] Asfia Murni, Ekonomika Makro Edisi Revisi, Bandung : Refika Aditama, 2013, hlm. 143
[3]Soediyono Reksoprayitno,  Ekonomi Makro : Analisa IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregat Edisi Ketiga, Yogyakarta : Liberty, 1995, hlm. 14        
[4] Asfia Murni, Op.cid, hlm. 153
[5] Ibid, hlm. 164